Huh Jung-Moo, Pelatih Timnas Korsel

Huh mungkin tak terlalu terkenal seperti Maradona yang merupakan "teman seangkatan" mereka sama-sama bermain ketika Korsel bertemu Argentina di Piala Dunia 1986. Tapi, dia menjadi figur yang akan selalu diingat oleh publik sepak bola negaranya, karena dari kakinya lahir gol kemenangan yang mengakhiri penantian Korsel selama 32 tahun untuk tampil di Piala Dunia.
Penunjukan Huh Jung-Moo pada 2007 menggantikan dua pelatih karismatik asal Belanda, Guss Hiddink dan Dick Advocaat. Walaupun sempat tersendat-sendat pada kualifikasi zona Asia, mantan gelandang Korea Selatan itu membungkam para pengritiknya dengan memastikan tiket ke putaran final walaupun masih ada dua pertandingan tersisa. Ia mencetak gol saat melawan Italia di Piala Dunia Meksiko 1986, menjadi pelatih fisik di Piala Dunia Italia 1990, dan asisten pelatih di Piala Dunia Amerika Serikat 1994, ia sama sekali tidak canggung berada di panggung dunia. Pelatih Huh pernah dua kali menjadi pelatih sementara tim nasional Korea Selatan dan memimpin tim nasional U-23 di Olimpiade Sidney 2000.
Banyak yang beranggapan bahwa tim Nasional Korea Selatan (Korsel) "masuk neraka" dalam klasifikasi grup penyisihan Worldcup. Pasalnya, Korsel berdasarkan hasil undian, "Macan Asia" ini tergabung di Grup B bersama dengan Argentina, Nigeria dan juara Eropa 2004, Yunani. Melihat para calon lawannya, Korsel sangat tidak difavoritkan sehingga semifinalis Piala Dunia 2002 ini diprediksi langsung tersingkir di babak penyisihan grup.
Namun tidak bagi pelatih Huh Jung-Moo. Pria berusia 54 tahun tersebut memang mengakui bahwa Korsel berada di grup yang sulit, tetapi itu bukan berarti mereka yang terlemah. Dia tetap menaruh harapan timnya bisa membuat kejutan untuk melewati adangan para raksasa sepak bola dunia tersebut, termasuk ketika berhadapan dengan Argentina pada 17 Juni nanti.
Bahkan, Huh yang pernah bertemu Argentina ketika masih bermain memperkuat Korsel di Piala Dunia Meksiko 1986. Ia mengaku ke beberapa media bahwa dirinya tak sabar untuk bertemu lagi dengan tim Biru Langit tersebut yang mengalahkan tim negaranya 1-3. Di Afrika Selatan nanti, sang pelatih yakin bahwa Korsel akan tampil berbeda setelah menimba banyak pengalaman pada pesta sepak bola termegah di dunia ini. Di Piala Dunia, semua pertandingan tidak mudah, sehingga Huh tidak punya alasan untuk mengadu tentang grup kami. Pelatih Korsel sadar bahwa tim-nya akan melawan tim-tim yang sangat kuat dan setiap pertandingan pasti sangat sulit, seperti halnya di babak kualifikasi Zona Asia.
Memang, nyali Huh tak pernah ciut meskipun dia sadar, Korsel dikelilingi raksasa sepak bola dunia yang siap melumat mereka. Pelatih kelahiran 13 Januari 1955 ini malah terpacu untuk membuktikan bahwa kesuksesan Korsel pada Piala Dunia 2002 ketika mereka mencapai semifinal, bukanlah keberuntungan semata lantaran mereka menjadi tuan rumah.
Pada 2002, tidak ada orang yang memperhitungkan tim Korsel tetapi tim ini malah bisa menembus semifinal. Banyak orang pasti mengatakan tim Korsel bukan favorit dan itu benar. Tapi tim ini juga sudah belajar dari Piala Dunia 2002, di mana persiapan yang bagus akan memberikan hasil yang bagus pula. Sang pelatih, Huh optimis, dengan persiapan timnya yang sudah dilakukan selama ini, Korsel bisa tampil menawan.
Huh telah mengawali perannya sebagai bagian Piala Dunia dalam pertandingan final di babak kualifikasi Piala Dunia 1986 Zona Asia, ketika melawan Jepang. Golnya memastikan Korsel lolos ke Meksiko, dan ini untuk pertama kalinya setelah 32 tahun Korsel tampil lagi di ajang paling bergengsi tersebut, dan sejak saat itu mereka tak pernah absen lagi sehingga menjadi wakil Asia yang paling banyak tampil di Piala Dunia.Sssst. Indonesia berapa tahun lagi ya..?! ***

Posting Komentar

Silakan berkomentar! Singkat, padat, NO-SPAM.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال