Pokoknya, Saya Mendukung Tim Korea Selatan

Tim Nasional Korea Selatan (Korsel) adalah jagoan saya. Sebenarnya saya mau mendukung Timnas Indonesia di ajang piala dunia ini. Tapi apa boleh buat Indonesia-ku belum bisa ambil bagian dalam ajang bergengsi ini. Korea Selatan melanjutkan kisah manis perjalanannya menuju putaran final Piala Dunia. "Taeguk Warriors" untuk ketujuh kalinya secara berturut-turut tampil di pesta sepak bola terakbar di dunia ini setelah meraih tiket ke Piala Dunia Afrika Selatan 2010.
Tim jagoan saya ini tergabung di Grup B Zona Asia, Korsel tampil sangat impresif. Dari delapan pertandingan yang dilakoninya, tim "Negeri Ginseng" ini tak terkalahkan dan meraih empat kemenangan, sehingga mereka keluar sebagai juara grup, di atas seterunya, Korea Utara, yang juga meraih tiket ke Afrika Selatan.
Sepanjang sejarah keikutsertaannya di pesta sepak bola dunia empat tahunan ini, Korsel hampir tak pernah diperhitungkan karena mereka selalu langsung tersingkir di putaran pertama. Tetapi ketika bersama Jepang mereka menjadi tuan rumah Piala Dunia 2002, Korsel membelalakkan mata dunia lewat performa yang sangat memikat, karena mampu menembus semifinal dan akhirnya menempati peringkat empat setelah ditundukkan oleh Tim Turki.
Dalam perjalanannya untuk mengukir sejarah sebagai tim dari benua Asia yang tersukses di Piala Dunia karena berhasil menembus babak empat besar--mengalahkan catatan terbaik yang pernah ditorehkan Korea Utara ketika menembus perempat final di Inggris tahun 1966, Korsel menaklukkan tim-tim elite dunia. Racikan pelatih bertangan dingin asal Rusia, Guus Hiddink, terbukti sangat ampuh untuk melumpuhkan lawan-lawannya.
Kejutan diawali dengan munculnya Korsel sebagai juara Grup D, setelah meraih dua kemenangan atas Polandia (2-0) dan Portugal (1-0), serta sekali imbang melawan Amerika Serikat (1-1). Di putaran kedua, "Macan Asia" membuat kejutan besar karena menyingkirkan salah satu favorit juara, Italia, lewat pertarungan yang dramatis. Sempat tertinggal 0-1 lewat gol Christian Vieri di menit ke-17, Korsel yang tampil penuh semangat ini bisa membalas lewat Seol Ki-Hyeon saat pertandingan tersisa satu menit.
Skor 1-1 membuat pertandingan harus dilanjutkan dengan perpanjangan waktu 2x15 menit. Sampai paruh pertama babak ini, tak ada gol yang tercipta. Dan ketika paruh kedua tersisa tiga menit, dan pemenang diprediksi akan ditentukan lewat adu penalti, Korsel menghentak dunia ketika bola sundulan Ahn Jung-Hwan mengoyak jala Gianluigi Buffon. Gol pada menit ke-117 ini mengirim Korsel ke perempat final, sekaligus menyingkirkan Azzurri yang bermaterikan pemain-pemain top Eropa.
Kejutan Korsel tak berhenti di situ. Di babak delapan besar, lagi-lagi mereka bisa menahan salah satu tim favorit dari Eropa, Spanyol, karena dalam pertarungan waktu normal selama 90 menit plus perpanjangan waktu 2x15 menit, Korsel mampu membendung serangan-serangan Spanyol, sehingga pertandingan berakhir dengan skor 0-0, dan pemenang ditentukan lewat adu penalti.
Dalam drama menegangkan ini, Korsel yang mendapat dukungan dari sekitar 42.000 suporternya yang memadati Gwangju World Cup Stadium keluar sebagai pemenang. Mereka menyisihkan "El Matador" dengan skor 5-3, dan berhak meraih tiket ke semifinal.
Sayang, di babak empat besar Korsel tak mampu meruntuhkan kedigdayaan tim Panser Jerman. Sempat menahan imbang tanpa gol tim raksasa Piala Dunia tersebut selama 45 menit pertama, gawang mereka akhirnya kebobolan di menit ke-74 lewat gol Michael Ballack, yang memaksimalkan umpan Oliver Neuville. Inilah gol yang menghentikan perjalanan fantastis Korsel yang menyerah 0-1, dan harus puas menempati peringkat empat karena di play-off melawan Turki, mereka kembali menelan kekalahan 2-3.
Empat tahun berselang, Korsel datang ke Piala Dunia Jerman dengan kepercayaan diri yang cukup tinggi dan ingin mengilangi sejarah 2002. Namun, kali ini racikan Dick Advocaat tak semanjur kompatriotnya, Hiddink, karena pelatih asal Belanda tersebut tak mampu membawa Korsel melewati babak penyisihan grup. Sempat menang 2-1 lawan Togo, "Taeguk Warriors" hanya mampu bermain imbang 1-1 lawan Perancis, sebelum ditaklukkan Swiss 0-2, sehingga mereka hanya menempati peringkat tiga Grup G dan gagal ke babak kedua.
Setelah itu, Korsel terus berbenah. Mereka sempat merekrut lagi pelatih asal Belanda, Pim Verbeek, yang akhirnya didepak lagi karena dinilai gagal mempersembahkan prestrasi seperti yang diinginkan. Akhirnya, Korsel menunjuk lagi pelatih domestik yang pernah tiga kali menangani timnas pada tahun 1998, 2000 dan 2007, yaitu Huh Jung-Moo.
Di bawah kendali Huh, Korsel tampil memesona. Pada babak penyisihan Grup B Zona Asia, "Kesatria Taeguk" ini menjadi yang terbaik ketika bersaing dengan Korut, Arab Saudi, Iran dan Uni Emirat Arab. Mereka tak terkalahkan, dan dari delapan pertandingan yang dilakoni, Park Ji-Sung dan kawan meraih empat kemenangan dan sisanya berakhir dengan skor imbang. Alhasil, Korsel menjadi juara grup dan mendapat tiket ke Afrika Selatan.
Bagaimana peluang "Macan Asia" di Piala Dunia 2010 ini? Fakta menunjukkan, mereka nyaris selalu menjadi penggembira karena selalu tersingkir di babak pertama, kecuali 2002. Tetapi melihat materi yang dimilikinya saat ini, Korsel tetap memiliki potensi membuat kejutan, minimal melewati penyisihan Grup B sehingga tak jadi penggembira lagi. Sanggupkah? Kita tunggu saja perjuangan mereka untuk melewati adangan Argentina, Nigeria dan Yunani.***

Posting Komentar

Silakan berkomentar! Singkat, padat, NO-SPAM.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال