Jangan Menunda atau Telat

Tadi malam sebelum tidur, saya mencoba menyesuaikan alarm pengingat waktu pada telepon genggam saya. Saya mengesetnya pada 03.30 dengan harapan saya bisa bangun seperti orang-orang sholeh, kemudian sholat malam dan memanjatkan doa-doa kepada Alloh. Saya pun terus tidur bersama istri saya. Dan nampaknya, saya tidur pulas karena siangnya saya kelelahan setelah aktivitas seharian.
Jarang sekali saya menggunakan alarm untuk mengingatkan jam bangun tidur. Biasanya, saya hanya mengatakan dalam hati, jam berapa saya akan bangun tidur. Seperti tidur siang, saya biasanya tidur jam 11.00 atau lebih awal 10.30, kemudian bangun 12.00. Kebiasaan ini saya latih sejak kuliah dan hasilnya memang membuat saya bugar di sore hari. Saat kebanyakan orang lain lelah di sore hari, saya masih nampak bersemangat, gara-garanya bisa tidur siang. Pokonya, urusan tidur siang saya berani ikut ajaran Rosululloh. Sholat pun sering tertunda-tunda, Astaghfirulloh..!! Kadang makan pun tertunda dan malah teratur. Waktu telah mengubah kehidupan saya dan berubah tidak disiplin.
Saya ingkar janji ini telah lama. Di Pramuka, saya telah mengatakan hampir setiap minggu, bahwa saya pramuka yang harus disiplin, berani, dan setia. Ternyata ketidakdisplinan saya mempengaruhi keberanian saya. Saya menjadi berani bukan soal kebenaran tapi soal kesalahan juga. Hari ini, saya evaluasi diri, apakah ada pengaruhnya terhadap kesetiaan saya? Mudah-mudahan saya diberikan kesetiaan kepada kebenaran. Amin..!!
Kembali ke masalah alarm, agar saya bisa bangun tidur pukul 03.30 dini hari. Saya terjaga saat alam itu berbunyi dan cukup mengganggu. Saya pun bergegas meraih hape sumber bunyi. Terlihat di screen , pukul 03.30. Ada dua pilihan tindakan "berhenti" atau "tidur". Saya memilih "tidur" dengan harapan saya akan diingatkan lagi oleh bunyi alarm itu. Tepat 03.05 musik yang sama berbunyi lagi. Dua pilihan yang sama pun muncul. Karena saya kesal dengan bunyi alarm itu, akhirnya saya memilih berhenti saja. Dan saya pun meneruskan tidur. Rupanya saya tidur lebih pulas dari pada saat tidur sebelum 03.00.
Saya terjaga saat adzan shubuh berkumandang. Tapi saya tidak bergegas bangun. Istri saya sudah menunggu di hamparan sajadahnya sambil sesekali membangunkan saya. Tapi saya terus berusaha tidur melindungi diri dari dingin dan gangguan suara-suara bising pagi hari di Kota Bandung ini. Terdengar, istri saya membaca ayat-ayat Al-Quran dan desis doa-doanya. Tapi saya masih tidur saja menunggu semangat untuk bangun.
Walhasil, saya bangun menjelang pukul enam pagi. Pagi kata saya, padahal malaikat malam sudah diganti malaikat siang tuh..
Maunya, sholat tahajjud seperti orang-orang sholeh. Saya memasang alarm tapi tidak bisa terbangun tepat waktu juga. Padahal, tanpa alarm saya bisa bangun tepat waktu dan segera menuju aktivitasa yang direncanakan. Bangun tidur pagi ini saya belajar beberapa hal. Pertama, memang kita perlu pengingat untuk bisa disiplin, tapi itu hanya membantu dan tumpuan utamanya tetap kekuatan niat kita.
Kedua, jika kita telah menetapkan rencana selalu ada tiga pilihan. Selesaikan sekarang, menunda, atau telat dan tidak bisa berbuat apa-apa.

Posting Komentar

Silakan berkomentar! Singkat, padat, NO-SPAM.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال